Perkembangan pariwisata Indonesia
selama beberapa tahun terakhir cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan
masuknya sektor pariwisata sebagai salah satu dari 5 (lima) sektor prioritas
pembangunan nasional, sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah
(RKP) 2017 yaitu sektor pangan, energi, maritim, pariwisata, kawasan
industri dan kawasan ekonomi
khusus (KEK). Dalam KEK sendiri
juga terdapat KEK Pariwisata, seperti KEK Tanjung Lesung, yang menunjukkan adanya upaya sungguh-sungguh untuk mengembangkan pariwisata nasional.
Saat ini pengembangan pariwisata
Indonesia difokuskan pada amenitas
dan aksesibilitas terutama
infrastruktur bandara,
penerbangan langsung, transportasi darat ke obyek wisata, maupun pelabuhan
cruise dan yacth. Pemerintah Indonesia berusaha agar di tiap-tiap destinasi
wisata, terutama 10 destinasi wisata prioritas pemerintah memiliki bandara
internasional, dihubungkan jalan tol dan jalur kereta api, serta memiliki
fasilitas pelabuhan yang berstandar internasional.
Selama ini, Jakarta, Yogyakarta,
dan Bali menjadi baromerter kegiatan pariwisata nasional, sehingga menjadi
sasaran para investor untuk mendirikan hotel, restoran/rumah makan dan usaha
jasa pariwisata lainnya. Namun, sebenarnya banyak wilayah lain yang mulai
mengalami pertumbuhan pariwisata cukup pesat seperti, Sumatera Utara dengan
Danau Toba, Sulawesi Tenggara dengan Wakatobi, Papua Barat dengan Raja
Ampatnya, serta beberapa wilayah potensial lainnya. Selain itu, saat ini mulai
marak adanya penyelenggaraan beberapa
kegiatan di bidang
jasa pariwisata, misalnya
semakin meningkatnya restoran/rumah makan, paket tour wisata,
peningkatan pemakaian hotel seperti seminar, rapat, lokakarya dan kegiatan MICE
lainnya.
Namun saat ini data mengenai
usaha jasa pariwisata masih dirasa minim. Data penyedia jasa pariwisata yang
tersedia hingga saat ini dianggap masih belum uptodate, sehingga dipandang
perlu untuk melakukan kegiatan pengumpulan data/informasi kembali mengenai
berbagai karakteristik penyedia
jasa pariwisata. Updating
data dilakukan dengan mengambil data-data administratif yang tersedia
diberbagai instansi/lembaga seperti Dinas Pariwisata, BKPMD,
dan lain-lain. Dalam rangka untuk memperoleh hasil yang lebih efektif,
maka data-data administratif dari berbagai instansi/lembaga tersebut perlu
dilakukan updating atau pengecekan lapangani terkait keberadaan penyedia jasa
pariwisata dimaksud.
Updating atau pemutakhiran
Direktori Usaha Jasa Pariwisata bertujuan untuk memelihara tersedianya
informasi keberadaan usaha penyedia jasa pariwisata yang masih aktif yang
berguna sebagai kerangka sampel berbagai
survei sekaligus bermanfaat
untuk keperluan lain terkait Statistik Pariwisata.
Di Kabupaten Boyolali, kegiatan Updating atau
pemutakhiran Direktori Usaha Jasa Pariwisata dilaksanakan mulai awal tahun.
Kegiaatan ini menjadi tanggung jawab Fungsi Statistik Distribusi. Pada hari
Kamis, 11 Februari 2021 dilaksanakan Updating atau pemutakhiran Direktori Usaha
Jasa Pariwisata untuk usaha jasa akomodasi atau hotel yang baru, di antaranya :
Hotel Srikandi di Kecamatan Banyudono, Hotel Boyolali Inn di Kecamatan Teras
dan Hotel Jasmin di Kecamatan Boyolali. Ketiganya merupakan hotel melati. Updating
atau pemutakhiran Direktori Usaha Jasa Pariwisata ini juga dibarengi dengan
tagging untuk wilkerstat.