BRIEFING PEMUTAKHIRAN USAHA MENENGAH BESAR PERDAGANGAN ECERAN (UPDATING KBLI 47) TAHUN 2020

Sejalan dengan perkembangan revolusi industry 4.0, pedagang eceran di Indonesia cukup bergejolak, ditandai dengan langkah penutupan sejumlah gerai retail yang disebabkan semakin majunya perdagangan elektronik melalui media internet. Berdasarkan Survei Bank Indonesia, proyeksi penjualan retail pada kuartal III 2019 tumbuh melambat jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Penjualan eceran di kuartal III 2019 tumbuh 1,8% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan 4,2% pada kuartal II 2019.1 Oleh karena itulah pendataan pedagang eceran perlu dilakukan untuk memperoleh data terkini mengenai pedagang eceran di Indonesia.

 

Pada tahun 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan pemutakhiran perusahaan/usaha perdagangan tahun 2020 dengan mendata seluruh Pedagang Eceran (Kategori G KBLI 47) yang termasuk dalam skala usaha menengah dan besar. Pemutakhiran perusahaan/usaha perdagangan tahun 2020 ini dilaksanakan di seluruh provinsi untuk memotret terjadinya pergeseran pelaku usaha pedagang eceran berdasarkan pendataan hasil SE2016. Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan kerangka sampel pada penelitian yang berkaitan dengan perdagangan. Pemutakhiran perusahaan/usaha perdagangan tahun 2020 di 34 provinsi mempunyai tujuan, yaitu: menyusun direktori Usaha Menengah Besar Pedagang Eceran Bukan Mobil dan Sepeda Motor yang lengkap dan mutakhir dan mendapatkan jumlah pedagang eceran di Indonesia

 

Jumlat, 24 Juli 2020 Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali melakukan Briefing Petugas Pemutakhiran Usaha Menengah Besar Perdagangan Eceran (Updating KBLI 47) Tahun 2020 pada pukul 13.30 WIB bertempat di Aula Kantor BPS Kabupaten Boyolali. Briefing diikuti oleh 10 orang mitra statistik dan 2 orang staf BPS Kabupaten Boyolali, sementara pemberi materi adalah Kasi Statistik Distribusi. Briefing dibuka oleh Kepala BPS Kabupaten Boyolali, Drs. Sugita, MM, yang berpesan kepada petugas untuk selalu menaati jadwal pelaksanaan dan SOP survei, serta tetap mengutamakan kualitas data. Diharapkan dengan adanya briefing ini, petugas bisa menghasilkan data yang lebih berkualitas dan akurat.